Gagas Sahur Bersama Kades Junrejo: Kami Mendidik Generasi Muda Budayakan Kebersamaan

Agenda rutin sahur bersama di Desa Junrejo, Kota Batu.

 

Bacaan Lainnya

Batu, Suaraglobal-Online  –   Tradisi buka bersama dianggap hal lumrah dan mudah dijumpai, namun menjadi unik ketika sahur dilaksanakan bersamaan dengan mengusung kebersamaan.

Lebih dari 300 masyarakat Desa Junrejo pada Kamis (28/4/2022) dini hari, seusai melakukan patrol keliling ke seluruh bagian desa, lanjut dengan agenda sahur bersama.

Tak ayal, ratusan orang dari berbagai usia tumpah ruah dihalaman kantor Desa Junrejo untuk menyantap sajian sahur.

Menjadi unik, ketika makanan sahur tersebut tidak di display di piring makan atau meja prasmanan. Namun terhampar memanjang diatas daun pisang.

Kepala Desa Junrejo, Andi Faisal Hasan mengungkapkan alasan dibalik dirinya menggagas budaya sahur bersama, juga mengapa makanan diletakkan terhampar diatas daun pisang.

“Kami ingin mendidik anak-anak kami, generasi muda untuk membudayakan kebersamaan. Dengan makanan diatas daun pisang, tidak ada perbedaan derajat, semua sama rasa sama rata,” jelas Faisal.

Budaya sahur bersama ini, masih kata dia, rutin dilaksanakan setiap menjelang berakhirnya bulan ramadan, tepatnya memasuki malam 27 ramadan.

“Ya rutin sebenarnya, hanya saja dia tahun ke belakang terpaksa tidak kami gelar sebab situasi pandemi saat itu begitu mencekam,” imbuh dia.

Agenda sahur bersama itu, lanjut Faisal, adalah puncak sekaligus penutupan agenda bazar ramadan dan lomba patrol se Desa Junrejo.

“Setiap awal ramadan hingga menjelang berakhirnya ramadan, Karang Taruna Tri Tunggal Bhaswara selalu mengadakan pasar takjin atau bazar ramadan dibarengi galang dana untuk anak yatim,” papar dia.

Sebagai informasi, setiap sore sepanjang bulan ramadan, sepanjang 300 meter di depan halaman kantor Desa Junrejo berubah menjadi pasar takjil, dan lengkap dengan panggung seni.

“Hiburan masyarakat setiap sore disajikan kepada pengunjung pasar takjil. Memasuki penghujung ramadan diramaikan dengan lomba patrol, dan sahur bersama adalah penutupnya,” pungkasnya.

Sementara itu, pengakuan Indri (32) yang merupakan warga Tlogomas, Kota Malang, mengaku jika setiap tahun dirinya bersama kerabat selalu menunggu momentum pasar takjil di Desa Junrejo.

“Ya selain disini banyak pilihan menu untuk berbuka puasa, yang bikin seru kan ada performance musiknya. Jadi sekalian bisa jadi ajang ngabuburit,” kata Indri.

Ditempat lain, Indri mengakui tidak semeriah yang ada di Desa Junrejo, sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

“Disini itu (pasar takjil, red) banyak sekali pilihannya. Sepanjang jalan ini lo (sambil menunjuk sepanjang jalan di depan Kantor Desa Junrejo, red) berbagai macam jajanan dan makanan ada, dan pengisi acaranya gak asal asalan,” pungkas dia.

Untuk diketahui, setiap hari selama pasar takjil digelar, setidaknya dikunjungi oleh 500 hingga 1000 orang saat weekend.

Terpisah, Syaiful Islam (28) yang berjualan aneka gorengan mengaku mampu meraih omzet rata-rata Rp.800.000 hingga Rp.1.200.000 ribu setiap hari.

“Intinya selama ramadan ini penghasilan saya meningkat lah dibanding hari biasanya. Karena diluar ramadan setiap hari saya memang berjualan di depan Kantor Desa Junrejo ini,” tukasnya. (Ad)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *