Bangkalan | MMCNews.id – Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah (usia 6-21 tahun) yang berasal dari keluarga miskin, rentan miskin, pemilik Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), peserta Program Keluarga Harapan (PKH), yatim piatu, penyandang disabilitas, korban bencana alam/musibah. PIP merupakan bagian dari penyempurnaan program Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Bagi keluarga penerima bantuan KIP, program tersebut adalah satu – satunya harapan agar anak mendapat pendidikan yang layak,
Namun bagaiman ketika siswa hingga wali murid tidak pernah tahu kalau jika anak – anak mereka menerima bantuan,
Seperti yang dikeluhkan beberapa wali murid, di SDN Betah Barat 1, Kecamatan Kwanyar Bangkalan Jawa Timur. pasalnya para wali murid, selama ini belum pernah menerima bantuan. bahkan buku tabungannya pun baru – baru ini diberikan oleh pihak sekolah.
Yang mengagetkan lagi belum lama ini pihak sekolah tiba – tiba mengumpulkan wali murid dan mengatakan kalau dana PIP selama ini dipergunakan untuk perbaikan sekolah yang rusak.
Dikatakan salah satu orang tua siswa yang berinisal ST, Bahwa selama anaknya sekolah belum pernah menerima bantuan.
“Saya nggak pernah menerima bantuan itu. Waktu dikumpulkan baru baru ini kepala sekolah meminta uang itu untuk perbaikan sekolah” ungkapnya.
ST sangat menyayangkan terkait realisasi bantuan PIP di SDN Betah Barat 1, tempat anaknya sekolah itu.
“Saya sangat menyayangkan dan setuju kalau hal ini dilaporkan kepada polisi biar ada efek jera” imbuhnya.
Sementara yuli sapaan, akrap Plt Kepala Sekolah SDN Betah Barat 1, dikonfirmasi media ini menjelaskan, bantuan selama ini diberikan langsung kepada orang tua siswa dan sudah di sosialisasikan.
Dia mengku sudah menyalurkan bantuan, terkait pernyataan orang tua siswa, tentang bantuan yang diperuntukkan untuk perbaiki sekolah pihaknya membantah. Ia menjelaskan pencairan di lakukan di bank BRI kwanyar.
“Sekolah banyak yang rusak pak, nggak sempat kalau uang pip dibuat pembangunan sekolah nggak cukup. “Jelasnya saat di hubungi melalui Whatsaapp pribadinya.
Menurutnya pencairan di lakukan oleh orang tua siswa beserta anaknya dengan membawa surat pengantar dari pihak sekolah.
Terpisah Rohim ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM GMBI) Wilter Madura. terkait masalah tersebut Pihak nya akan menyikapinya dengan serius, ia mengatakan pihaknya akan mendampingi orang tua siswa, untuk mengungkap permasalahan ini, bahkan pihaknya tak segan akan membawa masalah ini ke jalur hukum, karena beberapa orang tua siswa sudah siap melaporkan.
“Akan kami kawal masalah ini dan akan kami instruksikan kepada pengurus LSM GMBI Bangkalan untuk mendampingi. Karena orang tua siswa siap melaporkan. dengan pelapor dan bukti yang ada saya rasa itu sudah cukup. Biar APH nanti yang mengembangkan” jelasnya jum’at (21/01/22).
Rohim menghimbau kepada seluruh anggotanya di madura khususnya di kabupaten Bangkalan untuk mengawal kasus ini sampai tuntas.
“Sehingga ada efek jera terhadap para para pelaku, apalagi sudah jelas pernyataan wali murid kalau buku tabungan serta Anjungan tunai mandiri (ATM) nya nggak dibagikan, itu semua sudah bentuk kecurangan dan patut dipertanyakan.” pungkasnya.
Hingga berita ini tayang Kepala Bidang (Kabid) SD serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan belum Berhasil dikonfirmasi. Saat awak media mendatangi Kantornya mereka tidak ada.( Mansur).