DLH Batu Kurangi Sampah Organik Dengan Cara Budidaya Magot

Batu, Suaraglobal-Online – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, lakukan terobosan  untuk mengurai sampah organik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung, Kecamatan Junrejo, dengan budidaya Maggot.

 

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan beternak Maggot bisa mengurangi sampah organik 1 sampai 3 kali bobot tubuhnya dalam 24 jam.

 

“10 ribu Maggot itu bisa mengurai 1 kilo gram sampah per hari. Fase larva hingga 30 hari, dan sangat bagus untuk pakan ternak,” kata Aries.

 

Ditambahkan Aries, 1 kilo gram Maggot bisa menghabiskan 2 hingga 5  kilo gram sampah per hari. Artinya dengan cara budidaya Maggot, selain mengurangi sampah juga menumbuhkan nilai ekonomi.

 

“Bibit Maggot yang di budidaya oleh TPA Tlekung kami persilakan untuk diambil masyarakat. Terserah nantinya mau dijual lagi atau digunakan untuk pakan ternak sendiri, bebas,” ungkap dia.

 

Jika masyarakat berkenan menjualnya, masih kata Aries, nilainya terhitung menjanjikan untuk tambahan pendapatan harian masyarakat.

 

“Harga Maggot basah 15 ribu per 100 gram, sementara Maggot kering mencapai 30 ribu per gram. Bisa jual 10 kilo gram per hari, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan 150 sampai 300 ribu per hari,” jelas Aries.

 

Diakui Aries, DLH Kota Batu bekerja sama dengan PT Arta Asia Putra dalam budidaya Maggot. Mulai proses edukasi, penyiapan tempat dan penyiapan SDM sekaligus penataan sistem market.

 

“Karena keuntungan dari budidaya Maggot ini menjanjikan, maka bagi masyarakat yang mempunyai keinginan budidaya, bisa kami berikan secara gratis bibit larva Maggot,” pungkas Aries. (Ad/Sal)

Batu, Suaraglobal-Online – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, lakukan terobosan untuk mengurai sampah organik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung, Kecamatan Junrejo, dengan budidaya Maggot.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan beternak Maggot bisa mengurangi sampah organik 1 sampai 3 kali bobot tubuhnya dalam 24 jam.

“10 ribu Maggot itu bisa mengurai 1 kilo gram sampah per hari. Fase larva hingga 30 hari, dan sangat bagus untuk pakan ternak,” kata Aries.

Ditambahkan Aries, 1 kilo gram Maggot bisa menghabiskan 2 hingga 5 kilo gram sampah per hari. Artinya dengan cara budidaya Maggot, selain mengurangi sampah juga menumbuhkan nilai ekonomi.

“Bibit Maggot yang di budidaya oleh TPA Tlekung kami persilakan untuk diambil masyarakat. Terserah nantinya mau dijual lagi atau digunakan untuk pakan ternak sendiri, bebas,” ungkap dia.

Jika masyarakat berkenan menjualnya, masih kata Aries, nilainya terhitung menjanjikan untuk tambahan pendapatan harian masyarakat.

“Harga Maggot basah 15 ribu per 100 gram, sementara Maggot kering mencapai 30 ribu per gram. Bisa jual 10 kilo gram per hari, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan 150 sampai 300 ribu per hari,” jelas Aries.

Diakui Aries, DLH Kota Batu bekerja sama dengan PT Arta Asia Putra dalam budidaya Maggot. Mulai proses edukasi, penyiapan tempat dan penyiapan SDM sekaligus penataan sistem market.

“Karena keuntungan dari budidaya Maggot ini menjanjikan, maka bagi masyarakat yang mempunyai keinginan budidaya, bisa kami berikan secara gratis bibit larva Maggot,” pungkas Aries. (Ad/Sal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *