Bangkalan | MMC Jatim – -Salah satu galian yang saat ini beroperasi berlokasi di desa Lomaer kecamatan Blega kabuoaten Bangkalan Jawa Timur di khawatirkan warga setempat akan berdampak buruk pada kelestarian alam dan lingkungan, karena diduga tidak melalui riset serta kajian – kajian dari pemerintah terlebih dahulu.
Adanya aktifitas galian tersebut dikeluhkan oleh warga sekitar, mereka mengaku hanya dapat suara bising, dan debu yang beterbangan ke kawasan tempat tinggal mereka,
Tak hanya itu galian yang masih beroperasi tersebut jika di biarkan dihawatirkan akan mengurangi ketersediaan air tanah di areal pertanian hingga sumur-sumur rumah warga karena bukit yang menjadi tempat resapan air dikeruk.
“Selama ini warga terganggu dengan suara bising mesin, mau gimana lagi. Kalau musim kemarau ya banyak debu. Yang paling saya khawatirkan takut mengeruknya terlalu dalam dan berdampak pada sumber mata air” ucap warga yang enggan namanya dipublikasikan. Sabtu (27/11/21).
Warga mengatakan selama ini dirinya juga tidak pernah tau, pihak penambang memberikan bantuan atau semacamnya, ke warga sekitar, menurutnya adanya tambang galian ini supaya pihak penambang memberikan bantuan kesehatan serta pendidikan kepada masyarakat sekitar.
“Kalau memang ada aturan yang mengatur tentang bantuan kepada masyarakat saya berharap dikasihkan, selama ini kan musim pakek masker, tapi nggak ada”. Katanya.
Menurutnya adanya galian ini pihak pemerintah jangan tutup mata, dengan adanya permasalahan yang ada itu, kalau sekiranya perlu disikapi dirinya berharap pemerintah menanganinya dengan serius.
“Saya nggak tau itu resmi atau tidak pak, kami berharap pemerintah menangani galian ini dengan serius. Fikirkan masyarakat yang kena dampaknya” Tuturnya.
Terpisah Mahrus selaku pemilik tambang Galian C dihubungi melalui sambungan Telpon Celularnya mengatakan, jika galian C miliknya itu sudah mengantongi ijin lengkap dan sudah berbentuk CV. Terkait nggak adanya papan informasi pihaknya mengaku untuk pengiritan biaya.
“Ijinnya alhamdulillah lengkap dan sudah berbentuk CV, masalah papan informasi memang nggak dikasih, kemarin maunya dikasih Bener cuman pengiritan biaya, kenapa pak ? “Katanya, sembari balik bertanya.
Disinggung terkait Corporate social Responsibility (CSR) dirinya tidak menjawab serta meminta wartawan untuk ketemu saja dan pergi kerumahnya.
“Bede ekimmah mangken sampean, kaule kasedhe’en bada e pamekasan, deggik napa kacommpok lastare maghrib insya allah deteng”Katanya dengan bahasa Madura.
Artinya : ada dimana kamu sekarang, saya sedang mendapatkan musibah ada dipamekasan insya allah nanti setelah maghrib saya datang.(Mansur)