Seolah Menutup Mata, Imbas Pembuatan Tambak Diduga Liar, Petani di Desa Dateng Lamongan Terancam Gagal Panen

Lamongan – Sudah hampir 7 tahun ini petani di desa Dateng kecamatan laren disaat musim penghujan datang, lahan sawah mereka selalu mengalami gagal panen. Hal itu diakibatkan terkena terjangan luapan air yang tidak bisa masuk dengan lancar ke area waduk Jabung (ride bike). Padahal waduk jabung tersebut memiliki 4 pintu yang disediakan untuk menampung masuknya air kedalam waduk.

Dari pantauan awak media, Aliran air yang masuk kedalam waduk Jabung terhalang oleh pembangunan tanggul tambak yang berada di dalam waduk tersebut, sehingga air yang seharusnya bisa langsung masuk ke waduk terhalang oleh tanggul-tanggul tersebut.

Bacaan Lainnya

Dari hasil informasi, Ketua Gapoktan desa Dateng sudah beberapa kali melakukan mediasi kepada dinas pengairan maupun pihak BBWS Bengawan solo di kantor pusat nya tidak ada tanggapan bahkan tidak ditemui. Pihak Gapokttan sendiri selalu mencoba beroordinasi meskipun melalui seluler itu pun tidak ada tanggapan.

“Setiap kali hujan datang maka lahan sawah yang luasnya hampir 100 hektar ini beruban menjadi lahan penampungan air. Dan berimbas pada rusaknya tanaman padi para petani ini.”terang Gapoktan Rabu (17/11/2021).

Karto Suharjo 33 th sebagai Ketua Gapoktan Budi Luhur Desa Dateng mengaku saat ini para petani terpaksa harus kembali merugi karena tanaman padi yang baru berumur 1 bulan ini harus hanyut dan mati terkena terjangan air.

Sementara itu kepala Desa Dateng Imqori S.pd saat kami hubungi lewat telepon selulernya mengatakan kalau pihak pemerintahan Desa Dateng sudah mengupayakan beberapa kali ke pihak terkait untuk mencari solusi agar warganya tidak terus merugi. Tapi, sampai saat ini pun tidak pernah ada solusi yang terbaik untuk permasalahan ini.

Disisi lain Ahmad Rois, yang menurut informasi salah seorang dari BBWS saat dihubungi melalui aplikasi WhatsApp nya menyampaikan:

“Mohon maaf saya tidak berwenang dalam menanggapi hal terkait, silahkan ajukan pengaduan dalam berbentuk surat,” Jawabnya seperti yang tertulis di WhatsApp. Kamis (18/11/2021) sekira pukul 09:00 Pagi.

Sebelumnya, di lansir dari Pusatberitarakyat.com sejumlah Mahasiswa yang tergabung PMII dari UNISDA Lamongan menggelar aksi di depan Kantor PU SDA Kabupaten Lamongan, Pada hari Senin 15 November 2021.

Dalam orasinya, Korlap Aksi Rohis Sarkamad menyampaikan beberapa tuntutan, diantaranya keseriusan penanganan banjir oleh PU SDA yang berada di bawah Pemkab Lamongan, normalisasi waduk serta rawa yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian, penindakan tegas terhadap bangunan atau kegiatan penggangu drainase serta publikasi rencana jangka panjang penanganan banjir Lamongan.

Sementara itu Kepala PU SDA Lamongan saat menemui massa aksi menyampaikan bahwa sudah ada beberapa langkah yang dilakukan dalam penangulangan banjir.

“Kita tidak tinggal diam, sudah membersihkan pintu-pintu air serta bekerja sama dengan beberapa pihak dalam rangka mengantisipasi banjir,” tutur M Jupri, Kepala PU SDA Lamongan.

Situasi sempat memanas saat jawaban Kepala Dinas PU SDA tentang kewenangan dan jumlah rawa tidak sesuai dengan data yang ada. Massa pun menolak melakukan perundingan di dalam kantor dengan alasan tidak jelasnya pihak PU dalam menjawab tuntuntan mahasiswa sebagai bentuk kekecewaan. (Ren)

Editor : Didik Sap

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *